24 C
en

Renungan Natal: Sang Gembala dan Hidup yang Meluap​Yohanes 10:10 Tema: Abundantly Blessing (Berkat yang Melimpah Ruah)

Oleh: Ps Andre Yosua M (Executive Pastor of Millenium City Church)

Barometer Indonesia News - Paradoks Natal, ​Di tengah hiruk-pikuk perayaan Natal, seringkali kita terjebak pada definisi "berkat" yang dangkal: hadiah, bonus akhir tahun, atau kemeriahan pesta. Namun, Injil Yohanes membawa kita pada sebuah klaim radikal dari bayi yang lahir di kandang domba itu. Ia bukan sekadar bayi manis; Ia adalah Sang Gembala yang menawarkan "Hidup yang Berkelimpahan." ​Mari kita membedah makna sesungguhnya dari janji ini melalui kacamata sejarah dan bahasa aslinya.
1.Konteks Historis: Kandang dan Pintu

​Untuk memahami Yohanes 10, kita harus memahami budaya penggembalaan di Yudea abad pertama. Kandang Domba Komunal: Di desa-desa, domba sering dimasukkan ke dalam kandang batu dengan satu pintu masuk.

​Gembala sebagai Pintu: Di padang terbuka, kandang seringkali hanya berupa tumpukan batu melingkar tanpa gerbang kayu. Sang gembala akan tidur melintang di celah masuk itu. Secara harfiah, gembala adalah pintunya. Tidak ada domba yang keluar atau serigala yang masuk tanpa melewati tubuh sang gembala.

​Makna: Ketika Yesus berkata, "Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan" (ayat 10a), Ia sedang mengontraskan diri-Nya dengan "gembala palsu" (pemimpin agama yang korup atau mesias palsu masa itu) yang memanfaatkan umat untuk keuntungan pribadi. Sebaliknya, Yesus mempertaruhkan tubuh-Nya sendiri untuk melindungi domba.

 Zoe dan Perissos

​Kata kunci dalam ayat ini memberikan kedalaman yang luar biasa: ​Hidup (Zoe): Bahasa Yunani memiliki beberapa kata untuk "hidup". 

Ada Bios (hidup biologis, fisik) dan Psyche (nyawa/jiwa).  Namun, Yesus menggunakan kata Zoe. Ini merujuk pada kehidupan ilahi, kehidupan kekal, kualitas hidup seperti yang dimiliki Allah sendiri.

Natal bukan hanya memperpanjang bios kita, tetapi memberikan zoe.

Berkelimpahan (Perissos): Kata Yunani perissos berarti sesuatu yang melampaui batas, surplus, meluap, atau lebih dari yang diperlukan. Ini bukan sekadar "cukup", tetapi "sangat berlebih".

Refleksi Teologis: Inkarnasi Sang Gembala Mengapa tema ini sangat relevan dengan Natal? Sang Gembala Menjadi Domba Natal adalah momen di mana Sang Gembala Agung turun ke dalam "kandang" dunia yang kotor dan gelap. Ia tidak datang mengambil upeti dari domba-Nya, melainkan datang untuk memberi makan dan memberi hidup.

Palungan (tempat makan hewan) adalah simbol bahwa Ia sendiri menjadi "roti hidup" bagi kita.

Berkat yang Holistik (Menyeluruh)

Tafsir Abundantly Blessing dalam konteks ini tidak boleh direduksi menjadi sekadar kemakmuran materi (teologi sukses. Hidup perissos (melimpah) yang dimaksud Yesus bersifat holistik:

Secara Spiritual: Rekonsiliasi dengan Bapa. Kita tidak lagi menjadi orang asing, tetapi milik kepunyaan-Nya.
Secara Emosional: Damai sejahtera (Eirene) yang melampaui akal, yang tetap ada bahkan ketika "serigala" (masalah hidup) mengelilingi.

​Secara Tujuan: Hidup yang tidak sia-sia, melainkan hidup yang berdampak dan memiliki arah kekekalan.

Mengalami Abundantly Blessing. ​Bagaimana kita merespons pesan ini di Natal tahun ini?

1.Waspadai "Pencuri" Sukacita

Teks mengingatkan kita bahwa ada "pencuri" yang ingin membinasakan. Di masa kini, pencuri itu bisa berupa kekhawatiran yang berlebihan, perbandingan sosial (iri hati melihat hidup orang lain), kepahitan, atau dosa yang mengikat. Jangan biarkan hal-hal ini mencuri Zoe yang telah Yesus berikan.

​2.Masuk Melalui "Pintu"

Berkat yang melimpah hanya ada di dalam kawanan Sang Gembala. Kita tidak bisa mengharapkan perlindungan dan kelimpahan jika kita bersikeras hidup di luar tuntunan-Nya. Jadikan Natal ini momen untuk kembali berkomitmen mendengar suara-Nya dan mengikuti pimpinan-Nya.

3.Menjadi Saluran Kelimpahan

Air yang meluap (perissos) pasti membasahi sekitarnya. Hidup yang berkelimpahan tidak dirancang untuk ditampung sendiri (itu akan menja (itu akan menjadi Laut Mati), tetapi untuk dialirkan. 

Berkat Natal sejati adalah ketika hidup kita menjadi saluran kasih, pengampunan, dan kemurahan hati bagi orang lain.

​Natal bukan tentang seberapa banyak kado yang ada di bawah pohon, tetapi tentang seberapa besar ruang di hati kita untuk menerima Zoe—kehidupan ilahi itu. Yesus datang agar kita tidak sekadar "bertahan hidup" (survive), tetapi "hidup dalam kelimpahan" (thrive) dalam kasih karunia-Nya.

Doa

"Tuhan Yesus, Sang Gembala Agung. Terima kasih karena Engkau telah turun ke dunia, menjadi pintu bagi keselamatan kami. Di Natal ini, kami menolak segala tipu daya si pencuri yang ingin mengambil damai sukacita kami. Kami membuka hati untuk menerima hidup (Zoe) yang berkelimpahan dari-Mu. Biarlah hidup kami meluap dengan kasih, damai, dan pengharapan, sehingga orang lain pun dapat merasakan kelimpahan berkat-Mu melalui kami. Amin."_
Older Posts No results found
Newer Posts
Barometer Indonesia News
Barometer Indonesia News PT.BAROMETER MEDIA TAMA

Post a Comment

Advertisment
- Advertisement -