24 C
en

Dugaan Seragam dan Buku BOS, Kepsek Sanggah Fitnah yang Beredar

BOGOR,| BIN.Net - Kasus dugaan penjualan baju seragam dan buku paket yang seharusnya didanai oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada murid kembali mencuat, kali ini terjadi di Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 01, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sejumlah orangtua siswa mengeluhkan harus merogoh kocek untuk membeli buku pelajaran yang seharusnya sudah ditanggung dana BOS.

Wali murid yang meminta identitasnya dirahasiakan menyebut, pembelian buku paket telah terjadi di sekolah tersebut dan harga buku-buku di antaranya, Matematika Rp46.000, Bahasa Indonesia Rp45.500, PPKn Rp16.000, IPAS Rp45.500. Total yang harus dibayarkan orang tua mencapai lebih kurangnya dari Rp200.000 per siswa.

“Memang tidak langsung dibayar ke guru, tapi didelegasikan ke salah satu toko online yang ditunjuk oleh guru kelas, belum lagi guru tersebut menyatakan 'jika murid yang sudah membeli diharapkan buku pemberian sekolah dikembalikan'. Berarti secara tidak langsung yang kita beli itu harusnya dibeli dari BOS dong?” ujar sumber tersebut, kepada wartawan BIN.net di Bogor, Jumat (1/8/2025).

Menurut dia, selain buku paket tersebut yang lebih menyakitkan adalah pembelian baju seragam untuk murid kelas 1 yang tidak boleh dicicil, sampai ada orangtua atau wali murid menggadaikan kendaraan bermotornya untuk melunasi seragam.

"Contoh SD Negeri seragam sekolah Rp875.000, SMP Negeri seragam Rp1,5 juta. Untuk pembayaran melalui transfer bank BJB atas nama CV maju mundur contohnya. Di SMP Negeri boleh dicicil 3 kali, sedangkan di SD Negeri tidak bisa dicicil. Keluh kesah ortu Pak, iya kasian kerja jalan kaki. Naik angkot ke stasiun, kalau ketemu," ujarnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan BIN.net, Senin (4/8/2025) Kepala SDN Pabuaran 01, Lilik Suharjo, M.Pd, menyanggah bahwa dirinya merasa difitnah dengan kabar yang beredar jika ada pembelian buku paket dari kelas 1 sampai 6, karena yang terjadi hanya di kelas 4 sekolah tersebut, dan untuk mengenai seragam itu boleh dicicil dikarenakan ada berita acaranya.

"Buku paket yang Rp200 ribu, itu gak nyampe Rp200 ribuan. Dan kita gak jual yaa, jangan seolah-olah awal tahun disuruh beli buku. Kalau seragam kita rapatin dengan orangtua murid, intinya sekolah tidak mengurusi seragam. Boleh (dicicil) langsung ke konveksi itu kan, ada juga yang menyicil," katanya.

Menurut dia, perlu diklarifikasi bahwa kelas 1 sampai 6 tidak ada penjualan buku. Terkait buku dikembalikan juga itu dirinya tak pernah mengatakan itu, dan dirinya sudah membuat surat untuk guru-guru tidak menggunakan buku lain selain buku yang dibagikan.

"Biar balance coba tanyakan pembelian di kelas 1 sampai 5 itu ada berapa yang dibeli, gak ada Rp200 ribuan. Saya kirim suratnya, untuk guru-guru agar tidak menggunakan buku itu lagi, mengenai seragam juga sama sekolah hanya bertepatan untuk mengukur saja," ujarnya.

Sebagai informasi, pada intinya KS mengakui terkait buku yang ada di kelas 4, dan mengenai seragam secara logika memesan ke salah satu CV yang ditentukan sekolah. Karena ukuran baju juga yang mengurus guru-guru.

Pewarta: M. Andreas Pratama
_____________

Copyright Barometer Indonesia News (BIN)
Older Posts
Newer Posts
Barometer Indonesia News
Barometer Indonesia News PT.BAROMETER MEDIATAMA

Post a Comment

Advertisment
- Advertisement -
- Advertisment -