Notification

×

Meroketnya Kenaikan Harga Beras di Pasar Leuwiliang Membuat Penurunan Daya Beli Masyarakat.

Saturday 24 February 2024 | 19:11 WIB Last Updated 2024-02-24T12:55:31Z
BOGOR    |   BIN.Net  -  Harga bahan sembako di Pasar Tradisional Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kini mengalami lonjakan kenaikan. Seperti kenaikan beras yang mencapai 30% persen.

Dengan terus meroketnya harga beras membuat menurunnya daya beli masyarakat, bahkan setiap hari lonjakan harga beras terus meroket.

"Kenaikan harga beras terjadi pada sebelum Pilpres lebih tepatnya beberapa minggu lalu juga sudah naik," kata Kepala UPT Pasar Tohaga Leuwiliang, Mulyadi. Kamis (22/02/2024).

Ia mengatakan, untuk persentase kenaikanya sekitar 30 persen, saat ini untuk beras premium kisaran 16.000 perkilo, untuk mendium sekitar 14.000 ribu, 

"Secara daya beli ada penurunan karena dari harga ada kenaikan sehingga berdampak terhadap daya beli terhadap masyarakat makin menurun," paparnya.

Selain dampak dari Pilpres, menurutnya, kenaikan harga beras juga akibat akan berlangsung bulan Cuci Ramadhan 

"Kurang lebih, tapi kita belum bisa memastikan ini dampak dari akan menginjak bulan Suci Ramadhan atau tidak," jelasnya.

Sementara itu, pedagang beras Didin Yaman mengatakan, akibat kenaikan harga beras tentunya berdampak terhadap minta daya beli masyarakat.

"Kenaikan sekitar 30 persen kalau di Rupiahkan ya sekitar 2000 perkilo, kenaikan tersebut terjadi sejak dua bulan lalu," ujarnya.

Penurunan daya beli terhadap masyarakat dirasakan, bahkan secara persentase sekitar 30 persen penurunannya.

"Pasti ya, pasti terdampak biasanya beli 50 liter sekarang belinya cuma 20 liter, jadi dampaknya sangat dirasakan oleh kita selaku pedagang," jelasnya.

Ia juga berharap, pemerintah segara melakukan langkah-langkah yang cepat terhadap lonjakan harga beras, mengingat beras salah satu kebutuhan pokok.

"Saya berharap pemerintah bisa melakukan langkah-langkah yang cepat dan tanggap terkait dengan lonjakan harga beras," pungkasnya. (Dhi)
close