Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Sejarah Tanjung Lesung, dari Asal-Usul hingga Tsunami

Monday 24 December 2018 | 19:30 WIB Last Updated 2019-01-29T15:38:27Z
Foto: Istimewa
 
BANTEN, BIN - Hamparan pasir putih sejauh mata memandang berpadu selaras dengan biru laut yang makin pekat mendekati garis cakrawala, sepoi angin, juga kecupan hangat sang mentari mungkin jadi memori Anda akan Tanjung Lesung.

Dikutip dari berbagai sumber, Senin (24/12/2018), seperti kawasan lain di seantero negeri, Tanjung Lesung juga memiliki legenda di balik keberadaannya. 

Alkisah, terdapat seorang lelaki bernama Raden Budog yang melakukan perjalanan ke utara untuk bertemu gadis cantik di mimpinya.

Singkat cerita, setelah melakukan perjalanan panjang nan melelahkan, ia pun tiba di sebuah kampung di mana perempuan idamannya yang bernama Sri Poh Haci tinggal. 

Bunyi lesung yang ditabuh Sri Poh Haci bersama perempuan lain di kampung itu jadi penunjuk arah hingga akhirnya Raden Bulog berhasil menemukannya.

Malu diperhatikan terus dengan lelaki tak dikenalnya, Sri Poh Haci pulang ke rumah. Tak lama setelah masuk, terdengar ketukan di pintu yang kemudian disambut Nyi Siti, ibunda Sri Poh Haci. Raden Bulog pun meminta izin untuk menginap di rumah Nyi Siti. 

Karena tidak kenal dan tidak berani menerima tamu lelaki karena dirinya hanya tinggal dengan sang putri, Nyi Siti pun menolak permintaan Raden Bulog. Karenanya, lelaki yang disebut gagah dan berwajah tampan itu tidur di bale-bale dekat rumah Nyi Siti.

Tinggal beberapa hari di kampung tersebut membuat Raden Bulog dan Si Poh Haci saling jatuh hati dan akhirnya memutuskan menikah. 

Setiap kali istrinya bermain lesung bersama gadis-gadis kampung, ia selalu datang menyaksikan karena senang mendengar nada lesung dan sesekali belajar memainkannya.

Seiring waktu, Raden Budog semakin senang bermain lesung hingga lupa waktu. Saking senang, ia tetap bermain lesung di hari Jumat. Padahal, istrinya sudah memberi tahu bahwa bermain lesung pada hari Jumat sangat dipantangkan.

Berkali-kali para tetua kampung pun memperingatkan, namun Raden Budog tidak menghiraukan. Perilaku Raden Budog semakin menjadi. Ia terus menabuh lesung sambil melompat-lompat kegirangan ke sana ke mari bak seekor lutung.

Rupanya, Raden Budog tidak menyadari jika dirinya memang telah berubah jadi seekor lutung. Ketika mendapati seluruh tubuhnya hampir tertutup bulu, ia langsung lari masuk ke hutan. 

Sejak itu, Raden Budog menjadi lutung dan tidak pernah lagi kembali ke wujud aslinya sebagai manusia.

Sementara itu, Sri Poh Haci merasa sangat malu dan memutuskan pergi dari kampung halamannya secara diam-diam dan hilang entah ke mana. Menurut cerita, Sri Poh Haci dipercaya telah menjelma menjadi Dewi Padi.

Demi mengenang kemahiran Sri Poh Haci bermain lesung, penduduk setempat menyebut kampung itu dengan nama Kampung Lesung. Karena berlokasi di sebuah tanjung, maka kampung itu kemudian disebut Tanjung Lesung.

Seiring waktu, keindahan Tanjung Lesung dimanfaatkan sebagai tempat wisata dengan penawaran ragam aktivitas seru selama berada di sana. Turut aktif dalam konservasi terumbu karang salah satunya.

Ya, Anda bisa belajar dengan melihat dan mempraktikkan menanam terumbu karang secara langsung. Kegiatan ini dapat Anda lakukan salah satunya di daerah Liwungan yang berada di sekitar Pantai Tanjung Lesung.

Kemudian, memancing juga jadi salah satu aktivitas favorit di sini. Anda bisa memanfaatkan dermaga atau menyewa boat untuk menikmati kegiatan satu ini. 

Lalu, ada pula pertunjukan tarian api yang begitu mendebarkan dan dipertontonkan hanya di waktu-waktu tertentu.

Sayang beribu sayang, keseruan itu harus absen sejenak dari Tanjung Lesung. Pasal, wilayah ini jadi salah satu kawasan terparah yang terdampak tsunami Selat Sunda, Sabtu malam, 22 Desember 2018.

Sejumlah bangunan mengalami kerusakan parah sementara jumlah korban terus bertambah dan hingga kini masih dilakukan upaya penyisiran demi menemukan atau menyelamatkan korban musibah nahas tersebut.

Yang paling viral di media sosial adalah video amatir memperlihatkan acara gathering PLN dan tengah dihibur band Seventeen. Tak ada peringatan apapun, para personel band dan pegawai PLN yang tengah bergembira diterjang ombak besar.

Bersama dengan sekian banyak orang, gitaris, basis, dan road manager band Seventeen meregang nyawa lantaran peristiwa menyedihkan tersebut. 

Doa dan ucapan duka pun terus dihaturkan netizen lewat deretan komentar di dunia maya.  #PrayForTanjungLesung


Pewarta : Affry Setiawan
Editor    : Andreas P
close