Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Anak Yatim di SMK Ruhul Bayan Harus Bayar

Wednesday 13 February 2019 | 03:25 WIB Last Updated 2019-03-12T18:35:33Z

TANGERANG, BIN - Kebijakan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dilingkup Dinas Pendidikan merupakan hal yang sangat berharga dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dari segi Saling menghargai sesama insan manusia, begitu pula dengan kebijakan digratiskannya anak yatim dari segala tuntutan biaya biaya yang memberatkan bagi Wali Murid semisal Junah yang berprofesi sebagai buruh harian lepas di pabrik dengan penghasilan  tidak kurang dari Rp. 25.000,- perhari.

Memang fakta di masyarakat tidak semua anak dapat menikmati pendidikan dengan tenang, permasalah ekonomi kerap membayangi orangtua sebab mahalnya biaya pendidikan. Tapi itu kenyataan yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ruhul Bayan Desa Cisauk, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Junah Ibu dari ananda Bakat Juliana (15) mengatakan, Sekolah tempat anaknya menimba ilmu tidak memberikan kebijakan untuk seorang Anak yatim yang nota bene dipelihara dan dilindungi Negara sesuai amanat Undang Undang.

"Saya suka bingung kalau udah waktunya bayar "SPP" sekolah anak saya, karna penghasilan saya yang tidak seberapa yang selalu di bebankan bayaran SPP," kata Junah, Selasa (12/02).

Ditambahkan Junah, dirinya selalu kebingungan saat waktunya bayar SPP untuk anaknya mengingat, yang mencari kebutuhan hidup setiap hari hanya dirinya sedangkan biaya hiduppun tak pernah cukup apalagi untuk bayar SPP.

Baca Juga : setiap bulan ribuan liter solar ilegal


"Saya suka kasian dan suka mikirin nasib anak saya antara lanjut apa berhenti sekolah, karena biaya yang semakin besar membuat saya bingung. Tapi, kalau saya putuskan untuk Bakat juliana tidak sekolah lagi kasian juga jadi serba salah kalau jadi orang susah, cuman satu harapan saya ingin anak saya jadi orang yang berhasil dan berpendidikan jangan seperti saya, maka nya saya selalu berusaha lakuin apa aja buat sekolahin anak saya,"

Junah berharap, karena ketidak mampuannya dari segi ekonomi dan penghasilan yang kurang memadai, ada keringanan dari pihak sekolah untuk membebaskan biaya pendidikan sekolah anaknya.

"Saya berharap anak saya di berikan keringanan oleh pihak sekolah jangan terlalu di bebankan karna kita orang tidak mampu tidak seperti yang lain," tutupnya.



Pewarta : Abdul


close