Notification

×

Iklan

Iklan

Pengentasan Kemiskinan di Jawa Tengah Mendapat Apresiasi Akademisi

Friday 20 May 2022 | 20:05 WIB Last Updated 2022-05-20T13:05:17Z
SEMARANG, BIN.Net  | | Pakar Demografi Universitas Negeri Semarang (Unnes) Profesor Saratri Wilonoyudo menyebut upaya yang dilakukan Pemprov Jateng dalam program pengentasan kemiskinan perlu diapresiasi.

Pengentasan Kemiskinan, Ganjar Serahkan Bantuan dan Minta Sekolah Al Azhar 30 Salatiga Menerima Siswa Disabilitas, Kontribusi ASN Jateng Bantu Pengentasan Kemiskinan Lewat Baznas.

Diantaranya program bantuan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Pencarian rumah-rumah yang tidak layak huni untuk direnovasi agar lebih sehat, terus dilakukan. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk pengentasan kemiskinan.

Dalam empat bulan terakhir, lebih dari 6.600 ich rumah tidak layak huni yang diperbaiki. Selain melakukan penyerahan bantuan RLTH, kunjungan Gubernur ke Salatiga juga untuk meresmikan SMA Al-Azhar 30 Kota Salatiga. Pada pihak sekolah Ganjar meminta, agar selain memberi beasiswa bagi keluarga kurang mampu seperti yang sudah mereka lakukan, pengelola juga bersedia menerima siswa penyandang disabilitas.

"Dari semua sekolah Al-Azhar, katanya SMA Al-Azhar 30 Salatiga ini yang paling murah. Meski begitu, saya masih nawar. Bukan nawar harga, tapi saya minta ajak dong penyandang disabilitas dalam batas tertentu (sekolah). Saya minta pelan-pelan (sekolah ini) bisa menjadi inklusi," imbaunya.

Ganjar mengaku senang, melihat bangunan sekolah bermutu berada di tengah pedesaan dengan nuansa alam yang masih asri. "Tempatnya bagus. Saya berharap tempat ini bisa menjadi centre of excellence yang bermanfaat bagi bangsa," pungkasnya.

Saratri mengungkapkan, sejak Maret 2021, angka kemiskinan di Jateng turun 4,4 persen atau 175 ribu orang. Sementara kalau dihitung pada September 2021, angka kemiskinan di provinsi itu turun 4,6 persen atau 185 ribu orang.

“Nah inilah yang menurut saya pantas dijadikan contoh. Penurunan penduduk miskin adalah suatu pembangunan yang sangat luar biasa. Karena angka ini turunnya cukup signifikan sampai hampir 200 ribu orang sejak 2021. Padahal pandemi COVID-19. Itu yang harus diperhatikan,” kata Saratri pada Selasa (10/5/22).

EKONOMI KERAKYATAN ALA JATENG

Dari data yang telah ditunjukkan, Saratri menyimpulkan telah ada upaya pembangunan di Jateng. Sebagai contoh pada sektor UMKM dan Ekonomi Kreatif, ia melihat Jateng melakukan terobosan dengan menciptakan desa-desa wisata yang inovatif. Namun yang lebih penting pertumbuhan ekonomi di Jateng tak hanya ditentukan pada kinerja di interent tingkat provinsi, melainkan juga di tingkat nasional bahkan global.

“Jadi pengaruh-pengaruh ekonomi nasional dan global itu akan sangat mempengaruhi ketersediaan lapangan kerja bagi para penduduk sampai ke desa-desa. Jadi kalau tingkat angka kemiskinan di Jateng itu tinggi tidak hanya semata-mata karena pemerintah provinsi atau kabupaten, melainkan ada pengaruh di tingkat nasional dan global. Itu adalah satu fakta,” ungkap Saratri.

IPM Jateng Naik di Masa Pandemi
Menurut Saratri, kerja penurunan kemiskinan selama Jateng dipimpin Ganjar Pranowo sudah berada pada rel yang benar. Pada tahun 2019, penurunan kemiskinan mencapai 10,5 persen. Namun saat pandemi tiba pada awal 2020, terjadi hantaman di mana angka kemiskinan naik jadi 11,4 persen pada Maret 2020 dan 11,8 persen pada September 2020. Tapi berbagai upaya langsung dilakukan Ganjar Pranowo. Pada Maret 2021, langsung ada penurunan kemiskinan sebanyak 11,7 persen dan pada September 2021 sebanyak 11,2 persen.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angkanya terus naik signifikan. Pada 2019, IPM tercatat 71,73 persen, pada 2020 71,87 persen, dan pada 2021 72,16 persen.

“Yang menarik di sini saat masa pandemi IPM-nya justru naik. IPM ini kan terkait dengan kesehatan, lama hidup, harapan lama hidup, pendidikan, harapan lama sekolah, dan pengeluaran per kapita,” kata Saratri.

Usia Harapan Hidup di Jateng
Dari catatan Saratri, harapan lama hidup di Jateng juga meningkat yaitu 74 tahun pada 2019, menjadi 74,47 tahun pada 2021. Artinya derajat kesehatan makin baik.

Tidak hanya itu, harapan lama sekolah atau rata-rata lama sekolah dari 12,68 tahun pada 2019 menjadi 12,72 tahun pada 2021.

“Dari indikator IPM dan penurunan angka-angka kemiskinan ini menunjukkan, Jawa Tengah itu melakukan satu upaya terobosan yang sangat signifikan, terutama di bidang pembangunan sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan,” pungkas Saratri.

Pewarta : Virly Setiawan S.Th
close