Mutasi 348 prang perwira ini, tertuang dalam Surat Telegram Kapolri No. ST/1129/VI/KEP/2021 yang diteken Selasa (1/6/2021). Surat itu ditandatangani oleh As SDM Polri Irjen Sutrisno Yudi Hermawan atas nama Kapolri.
Tujuh orang kapolres baru itu, berdinas di Polres Langkat, Polres Simalungun, Polres Tapanuli Tengah (Tapteng), Polres Asahan, Polres Tanjungbalai, Polres Sibolga dan Polres Nias Selatan.
AKBP Edi Suranta Sinulingga yang sebelumnya menjabat dari Kapolres Langkat Polda Sumut, diangkat dalam jabatan baru sebagai Waka SPN Polda Sumut.
Sementara jabatan Kapolres Langkat, diserahkan kepada AKBP Danu Pamungkas Totok. Sebelumnya, dia menjabat Danyontar TK III Mentarsis Ditbintarlat Akpol Lemdiklat Polri..
AKBP Agus Waluyo yang sebelumnya Kapolres Simalungun, digeser menjadi Kasubbagbinfung Sepusiknas Bareskrim Polri.
AKBP Nicolas Dedy Arifianto yang sebelumnya menjabat Kapolres Tapteng, ditugaskan jabatan baru menjadi Kapolres Simalungun
Selanjutnya, Kapolres Tapteng dijabat AKBP Christian Samma yang sebelumnya menjabat Kasatreskrim Polres Metro Jaksek Polda Metro Jaya.
Kemudian, AKBP Nugroho Dwi Karyanto yang awalnya menjabat Kapolres Asahan Polda Sumut, dimutasi jadi Irbid Itwasda Polda Kepri.
AKBP Putu Yudha Prawira yang sebelumnya menjabat Kapolres Tanjungbalai Polda Sumut diangkat dalam jabatan baru sebagai Kapolres Asahan.
Lalu, AKBP Triyadi yang sebelumnya Kapolres Sibolga diangkat dalam jabatan baru sebagai Kapolres Tanjungbalai. AKBP Taryono Raharja yang sebelumnya Kasubdit III Direskrimum diangkat sebagai Kapolres Sibolga.
AKBP Arke Furman Ambat yang sebelumnya Kapolres Nias Selatan diangkat sebagai Wadansatbrimob Polda Sulut. Sebagai penggantinya, AKBP Reinhadr Habonaran Nainggolan dari sebelumnya Ditreskrimsus Polda Sumut diangkat menjadi Kapolres Nias Selatan.
Ucok Sembiring seorang Aktivis Sumut, mengucapkan selamat kepada 7 orang kapolres baru di jajaran Polda Sumut. Dia berharap agar seluruh petinggi tersebut, bisa menjadi pemimpin yang sayang dengan rakyatnya.
Dia meminta kepada kapolres baru, untuk menangani pemberantasan judi togel hingga ke bandar besar dengan serius.
“Maksudnya serius adalah agar polisi tidak hanya menangkap pelaku hanya ditingkat pengecer, namun tuntaskan hingga ke bandarnya,” katanya, Senin (1/6/2021).
Menurut Ucok, praktik perjudian jenis togel sudah pasti pasti ada bandarnya. Pengecer punya jaringan sampai ke bandar, karena tidak mungkin sekelas pengecer mampu mengandalikan omset judi hingga ratusan juta.
“Mereka tidak punya uang untuk modali. Pasti ada yang mem-back up, yakni dari bandar. Pengecer hanya dapat komisi,” ungkapnya.
Menurutnya, judi juga bagian dari korupsi, jika praktik itu menjadi marak dan ada unsur pembiaran aparat penegak hukum.
“Saya tidak menuduh mereka dapat setoran, tapi setidaknya ada pembiaran,” katanya.
Editor : Andra
