-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Ketum PWRI : "Hukum Seberat-beratnya AA, Agar Jera"

Wednesday 6 March 2019 | 15:26 WIB Last Updated 2019-03-06T08:26:30Z


JAKARTA, BIN - Tertangkapnya politisi Partai Demokrat Andi Arif, menyentak keprihatinan banyak pihak. Sebagai politisi nasional dan public figure, seharusnya Andi Arif bisa menempatkan diri sebagai pembelajar, bisa menjadi rujukan nilai, bisa menjadi contoh yang baik, bukan malah sebaliknya. Selalu berfikir kritis di media sosial, harusnya diimbangi pula dengan perilaku yang baik, bukan perilaku menyesatkan

Menanggapi rencana polisi untuk merehabilitasi Andi Arif, Ketua Umum Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) DR. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn, turut angkat bicara .

DR. Suriyanto PD, SH
(Ketua Umum PWRI)

“ Jujur saya kaget. Seorang politisi sekelas Andi Arif justru berperilaku sesat dengan mengkonsumsi narkoba.  Sangat disayangkan, apalagi seorang politisi yang dianggap sebagai public figure yang seharusnya memberi contoh yang lebih baik kepada public. Ini malah kacau, karakter apa yang akan diwariskan oleh anak-anak bangsa ini dengan perilaku seperti itu,?” kata Suriyanto.

Agar memberi efek jera, Suriyanto meminta polisi untuk tidak memberi rehabilitasi kepada Andi Arif, sebab dikhawatirkan dengan hanya direhabilitasi Andi Arif bisa melakukan kembali hal serupa, karena ringannya hukuman.

“ Proses hukum seberat-beratnya kepada public figure seperti Andi Arif, agar ada efek jera, supaya menjadi pembelajaran tokoh-tokoh lain agar jangan main-main dengan narkoba, apapun bentuk dan alasannya. Bikin malu saja,” tegasnya.

Diketahui Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arif menggunakan sabu sesaat sebelum penggerebekan. Dalam penangkapan ini, polisi mengamankan bong atau alat hisap sabu yang dibuang ke dalam kloset berisi barang bukti plastic klip putih yang diduga berisi narkoba golongan I itu.

(Red - Deva)
×
Berita Terbaru Update